MENDAKI DARI JIMBARAN
Bila anda menyukai gunung Merbabu maka tidak ada salahnya bila anda mendaki gunung Ungaran untuk menyaksikan pemandangan gunung Merbabu dari lereng maupun puncak gunung Ungaran. Gunung Ungaran memiliki ketinggian 2050 mdpl, kondisi alamnya masih diselimuti hutan lebat dan banyak terdapat tempat-tempat wisata, maupun tempat-tempat
keramat yang sangat menarik untuk dikunjungi.
Dari Kota Semarang kita menggunakan bus jurusan Bandungan dengan ongkos Rp.10.000,- per orang (tarif lebaran), turun di pasar Jimbaran. Dari pasar Jimbaran ambil arah ke kanan dengan jalur yang menanjak sepanjang ± 2 Km dengan jarak tempuh normal ½ jam perjalanan menuju ke dusun Kluwihan, desa Sidomukti. Dusun ini merupakan dusun terakhir menuju jalur pendakian. Beristirahat sejenak di basecamp
rumah Mbah die. Di dusun ini kita kalau mau mandi/buang air terdapat kamar mandi umum yang digunakan secara beramai-ramai, namun di pisahkan antara kamar mandi pria dan wanita, jadi jangan salah masuk ya?
Dari desa Kluwihan dilanjutkan dengan menyurusiri jalan aspal lurus sampai jalan berbatu susun menuju padepokan Karyatani Sidomukti. Padepokan ini merupakan proyek percontohan pembudidayaan tanaman sayuran dan ternak. Pemandangan kearah gunung Merbabu di sepanjang jalan menuju lokasi ini sangat luar biasa, selain itu Rawa Pening dan kota Ambarawa kelihatan sangat indah. Terdapat tebing jurang yang sangat curam dengan pemandangan yang sangat indah sekali untuk
dinikmati ke arah bawah jurang namun sangat mendebarkan jantung. Udara yang sejuk dengan suasana alam yang terbuka namun berbatasan dengan kawasan hutan memberi suasana yang sangat romantis bagi muda-mudi yang berpacaran.
Perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri kawasan hutan pinus yang cukup lebat dengan kondisi jalur yang menanjak dan menurun. Selanjutnya akan dijumpai sungai kering kembali menanjak. Kita akan menemukan beberapa percabangan ikuti saja jalur yang paling lebar. Jalur berikutnya landai menyusuri tepian kali kecil di sebelah kiri jalan setapak namun debit airnya cukup deras meskipun di musim kemarau, sedangkan di sebelah kanan jalan setapak adalah jurang yang sangat dalam. Sehingga pendaki harus berhati-hati untuk tidak berjalan terlalu ke kanan.
Sekitar 30 menit perjalanan menyusuri kali sampailah kita di air
terjun kecil yang menggoda kita untuk segera mandi menyegarkan badan. Beristirahat sejenak di lokasi sumber air ini sambil mendengarkan irama percikan air terjun yang dikelilingi rimbunnya hutan gunung Ungaran membuat kita semakin menyatu dengan alam.
Dari air terjun perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kearah kanan dengan track yang menanjak dan kembali agak landai. Melintasi kawasan hutan sejauh 1 km akan mengantarkan kita ke perkebunan Sikendil. Di lokasi perkebunan kopi ini terdapat pondok dan bak penampungan air yang menyerupai kolam renang.
Terdapat percabangan jalan, kekiri adalah menuju puncak sedang lurus adalah jalur menuju Babadan, Ungaran. Jalan agak menanjak hingga kemudian mendatar untuk menuju pertigaan yang merupakan jalur ke puncak. Di ujung jalan datar, kita sampai dipertigaan si kendil, sebuah percabangan di perbatasan antara kebun kopi si kendil milik PTP dengan perkebunan teh milik PT Astra.
DUSUN PROMASAN
Untuk menuju puncak kita ambil jalur kekiri, namun sebaiknya kita beristirahat dulu di Dusun Promasan turun kearah kanan yang juga merupakan jalur pendakian dari arah Boja Kendal. Dusun Promasan terletak di tengah perkebunan teh dengan jumlah rumah hanya sekitar 20 rumah. Pemandangan puncak Gunung Ungaran dari lokasi ini sangat luar biasa indahnya. Pendaki biasanya menginap di rumah Biyung namun tidak menjual makanan, untuk makan harus memasak sendiri. Sementara di rumah bapak ketua RT menyediakan warung makan serta perlengkapan lainnya. Kalau mau membuka tenda terdapat lapangan yang cukup luas di dekat kamar mandi umum.
Terdapat Gua Jepang di tengah-tengah perkebunan teh. Gua ini dibangun pada masa pendudukan Jepang dan merupakan tempat persembunyian tentara Jepang ketika Perang Dunia ke II. Gua Jepang berupa lorong panjang sekitar 150 meter. Terdapat ruangan-ruangan di sisi kiri dan kanan lorong. Gua ini memiliki 3 buah pintu masuk yang juga berfungsi sebagai ventilasi udara. Untuk memasuki gua harus menggunakan lampu
senter, dan bila hujan air bisa masuk gua sehingga menjadi licin.
Gua yang banyak menyimpan misteri ini memberikan pengalaman-pengalaman menyeramkan di antara para pendaki. Menurut Wahyu seorang pendaki cewek yang berasal dari Kendal, dia sering melihat tentara Jepang berbaris di sekitar gua ini. Selain itu dia juga sering mendengar suara orang yang disiksa di bilik-bilik ruangan di dalam gua. Seringkali baru berdiri di depan pintu masuk gua, pendaki sudah
merasakan merinding.
Selain Gua Jepang tempat menarik lainnya berupa Candi Promasan yang berupa kamar mandi umum terbuka yang berhiaskan patung-patung sederhana. Di tengah guyuran hujan lebat dan dinginnya kabut tebal di malam hari Mbah Steve menyempatkan diri untuk mandi di Candi pertirtaan Promasan ini, konon dengan mandi di tempat ini akan
membuat kita awet muda.
MENUJU PUNCAK GN.UNGARAN
Dari dusun Promasan pendakian dilanjutkan dengan menyusuri jalan setapak di tengah-tengah perkebunan teh. Di ujung perkebunan teh kita akan menemui hutan yang tidak begitu
lebat dengan lamtoro gunung dan cemara menghiasinya. Selanjutnya kita akan menemukan pertemuan jalur, ambillah jalur lurus karena jalur kiri merupakan jalur dari pertigaan. Apabila kita tidak turun ke Desa Promasan tetapi langsung kepuncak dari pertigaan, ketika menemui
percabangan ini ambillah jalur kekiri. Jarak tempuh normal dari
pertigaan dan desa promasan menuju puncak adalah 2 jam dengan medan yang berat, penuh batu-batu, dan tak jarang kita harus memanjat batu-batu yang tingginya 1 meteran.
Setengah perjalanan atau sekitar 1 jam berjalan, kita akan menemui tebing-tebing batu yang berketinggian sekitar 20 meter dan dihiasi oleh padang sabana dengan pepohonan yang jarang. Daerah ini di siang hari sangat panas dan berangin kencang karena tidak adanya pohon-pohon pelindung yang tumbuh, kebanyakan hanya alang-alang yang dapat
kita temui di sini hingga puncak.
Disarankan agar mendaki ke puncak saat malam atau pagi-pagi sekali,
selain untuk menghemat air minum juga agar terhindar dari terik matahari yang dapat membakar kulit. Jalur disini menuntut kewaspadaan yang tinggi, karena kita melewati punggungan yang terjal berbatu besar serta licin. Kita menempuh jalan setapak yang mengitari tebing-tebing.
Apabila anda sudah mencapai hutan kecil yang diapit oleh 2 punggungan berarti puncak gunung Ungaran sudah dekat. Di atas hutan kita dapat menemui tebing terjal, jalan setapak dengan menyusuri bagian tengah tebing menuju arah kiri kemudian berbelok ke kanan dan akhirnya sampailah ke puncak Ungaran yang berketinggian 2050 m dpl dan dihiasi oleh sebuah tugu yang dibangun oleh batalyon militer dari Semarang.
Dari puncak Gn. Ungaran kita dapat melihat Gn. Sumbing, Gn. Sundoro di sebelah barat daya.
TURUN KE CANDI GEDONG SONGO
Menuruni Gunung Ungaran melewati jalur Candi Gedong Songo menjadi pilihan yang menarik. Dengan melintasi kawasan hutan yang cukup lebat serta jalan yang licin bila turun hujan, pendaki dituntut untuk tetap waspada karena banyak jalur percabangan yang akan membawa pendaki ke jurang atau ke jalur pendakian lainnya. Jalur yang panjang dan agak landai sering kali juga harus menuruni tanjakan-tanjakan yang sangat
terjal memberikan nuansa yang berbeda dalam pendakian ke gunung Ungaran.
Mendaki dan menuruni gunung ungaran bila dilakukan di siang hari ada keunikan tersendiri, kita dapat menikmati suasana hutan yang cukup lebat dengan dihiasi tebing-tebing curam puncak-puncak gunung Ungaran. Terutama ketika kita berada di lembah yang di apit oleh dua puncak.
Setelah berjalan sekitar 3 jam melintasi track yang berselang-seling anatara landai dan terjal di tengah hutan yang cukup lebat, jalur menjadi terbuka melintasi padang rumput. Di siang hari terasa sangat panas dan di musim kemarau banyak debu sehingga harus menjaga jarak dengan pendaki di depannya karena debu yang dibuat oleh langkah kaki pendaki di depannya. Meskipun demikian kita akan disuguhi pemandangan
yang sangat indah ke arah gunung Merbabu dan Rawa Pening di sepanjang perjalanan.
Bunyi musik dangdut sayub-sayub terdengar dari lokasi wisata Candi Gedong Songo memberi semangat kepada tim skrekanex/merbabu-com untuk mempercepat langkahnya. Terbayang sudah warung-warung yang menyediakan nasi soto, nasi pecel, sate kelinci dan teh hangat.
Menuju kawasan candi gedong songo jalur berupa turunan yang sangat terjal bila hujan jalur ini sangat licin sehingga pendaki harus perlu berhati-hati. Setelah menuruni tebing terjal kita memasuki kawasan perkemahan yang banayk ditumbuhi pohon pinus.
CANDI GEDONG SONGO
Kawasan wisata Candi Gedong Songo memberikan hiburan yang sangat menarik setelah menyelesaikan pendakian gunung Ungaran. Selain candi-candi yang sangat indah, juga terdapat kawah gunung ungaran yang menyemburkan gas belerang serta mengalirkan air panas yang mendidih.
Air panas ini disalurkan ke kolam renang yang digunakan untuk
berendam, juga terdapat beberapa kamar mandi air panas yang bercampur belerang. Selain menyegarkan badan konon air panas dari kawah gunung Ungaran ini juga berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.
Pendakian tim Skrekanex/Merbabu-com bertepatan dengan liburan lebaran, dan di kawasan wisata Candi Gedong Songo ini sepanjang hari diisi dengan acara-acara hiburan tradisional untuk menyambut bagdo syawalan, berturut-turut selama seminggu setelah lebaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar